Mimpi mengenakan seragam Timnas Indonesia kerap menjadi impian bagi banyak pemain sepak bola keturunan. Namun, regulasi internasional terkadang menjadi penghalang yang tak terduga. Kisah Jaden Montnor, pemain berusia 22 tahun yang sempat menarik perhatian karena keturunan Indonesia-nya, menjadi contoh nyata bagaimana impian tersebut bisa kandas.
Indonesia gencar melakukan naturalisasi pemain keturunan dalam beberapa tahun terakhir untuk memperkuat Timnas Garuda. Beberapa pemain telah berhasil bergabung dan bahkan mencatatkan debut di laga Kualifikasi Piala Dunia 2026, memberikan dampak positif bagi performa tim.
Mimpi Merah Putih Jaden Montnor Pupus oleh Regulasi FIFA
Jaden Montnor, pemain keturunan Indonesia, mengalami kekecewaan mendalam karena gagal memenuhi syarat naturalisasi FIFA. Meskipun memiliki darah Indonesia, garis keturunannya yang terlalu jauh menjadi kendala utama.
Regulasi FIFA mensyaratkan keturunan langsung minimal dari kakek atau nenek untuk memenuhi syarat pergantian asosiasi negara. Sayangnya, keturunan Indonesia Jaden berasal dari buyut, sehingga ia tak memenuhi kriteria tersebut.
Peluang di Suriname, Namun Karier Internasional yang Tak Gemilang
Setelah kegagalan di Timnas Indonesia, Jaden Montnor mendapat kesempatan membela Timnas Suriname, negara yang memiliki sejarah keterkaitan dengan banyak pemain keturunan Indonesia. Ia resmi dipanggil pada Maret 2024.
Namun, perjalanan Jaden bersama Suriname di kancah internasional belum menunjukkan hasil yang signifikan. Penampilannya di Gold Cup 2025 terbilang minim, hanya bermain selama 22 menit di babak penyisihan grup.
Suriname sendiri tampil kurang memuaskan di turnamen tersebut, hanya mampu meraih satu hasil imbang dan menelan dua kekalahan. Mereka pun harus tersingkir lebih awal sebagai juru kunci Grup A.
Peringkat FIFA Suriname yang berada di posisi 137 juga menunjukkan bahwa tim tersebut masih perlu banyak peningkatan untuk bersaing di level internasional.
Analisis Perjalanan Karier dan Statistik Jaden Montnor
Sepanjang kariernya bersama Timnas Suriname, Jaden Montnor telah tampil dalam 13 pertandingan internasional. Kontribusinya masih tergolong minim dengan catatan 3 gol dan 2 assist.
Sebagai pemain berposisi penyerang, angka tersebut belum mencerminkan potensi maksimalnya. Hal ini mungkin dipengaruhi oleh minimnya menit bermain yang ia dapatkan, dan juga performa keseluruhan tim Suriname yang masih perlu perbaikan.
Kisah Jaden Montnor menjadi pengingat penting akan kompleksitas regulasi internasional dalam sepak bola dan bagaimana hal tersebut dapat mempengaruhi karier pemain, bahkan yang memiliki bakat dan potensi besar. Perjuangannya untuk bersaing di level internasional, meski dengan tantangan, patut diapresiasi.
Meskipun belum mencapai puncak kariernya, Jaden Montnor tetap memiliki kesempatan untuk berkembang dan menunjukkan kemampuannya. Dukungan dan kesempatan bermain yang konsisten akan menjadi kunci untuk peningkatan performanya di masa mendatang. Semoga ke depannya, regulasi FIFA terkait naturalisasi pemain bisa lebih fleksibel tanpa mengorbankan sportifitas.