Tragedi meninggalnya Harlin Yusuf, dosen Universitas Negeri Makassar (UNM), menggemparkan kampus dan masyarakat Sulawesi Selatan. Jenazahnya ditemukan tergantung di pohon di kompleks Kampus Politeknik Kesehatan (Poltekkes) Kementerian Kesehatan Makassar, Jalan Emmy Saelan, Kelurahan Tidung, Kecamatan Rappocini, pada Jumat, 11 Juli.
Kapolsek Rappocini, Kompol Ismail, membenarkan kabar tersebut. “Betul, korban merupakan dosen UNM. Saat ini jenazahnya masih berada di RS Bhayangkara (divisum),” ujarnya kepada wartawan di Makassar. Penemuan jenazah dilaporkan oleh warga dan langsung ditindaklanjuti oleh pihak kepolisian dengan olah TKP dan evakuasi korban.
Pemeriksaan awal di Rumah Sakit Bhayangkara tidak menunjukkan adanya tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban. Dugaan sementara, penyebab kematian adalah bunuh diri. Identifikasi awal sempat mengalami kesulitan karena korban tidak membawa identitas diri. Namun, akhirnya terungkap bahwa korban adalah dosen UNM Jurusan Pendidikan Khusus, Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP).
Polisi menemukan sepeda motor dengan nomor polisi DD 6618 FT di dekat lokasi kejadian, yang diduga milik korban. “Kami menerima laporan dari warga, ada orang gantung diri. Hasil pemeriksaan murni bunuh diri, tidak ada indikasi penganiayaan. Namun kami tetap menangani kasus ini,” tegas Kompol Ismail. Meskipun demikian, motif di balik tindakan tersebut masih dalam tahap penyelidikan.
Pihak UNM melalui Kepala Humas Burhanuddin dan Dekan FIP Prof. Abdul Samad membenarkan bahwa Harlin Yusuf merupakan dosen mereka di Jurusan Pendidikan Khusus. “Betul, yang bersangkutan dosen kami. Pihak fakultas sudah menyampaikan ucapan duka,” ungkap Burhanuddin singkat. Prof. Abdul Samad juga memberikan pernyataan senada, “Beliau betul dosen kami di Jurusan Pendidikan Khusus.”
Harlin Yusuf diketahui berstatus sebagai Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) dan merupakan alumni Universitas Halu Oleo Kendari, Sulawesi Tenggara. Informasi lebih lanjut mengenai latar belakang dan kehidupan pribadi korban masih dalam proses pengumpulan data oleh pihak kepolisian. Proses investigasi akan terus dilakukan untuk mengetahui secara pasti motif di balik tindakan yang dilakukannya.
Kejadian ini tentu menimbulkan duka mendalam bagi civitas akademika UNM dan keluarga korban. Kematian yang mendadak dan tragis ini menjadi pengingat akan pentingnya perhatian terhadap kesehatan mental di lingkungan kampus dan masyarakat. Semoga pihak berwajib dapat segera mengungkap secara tuntas penyebab kematian almarhum dan memberikan keadilan bagi keluarganya.
Pihak Universitas Negeri Makassar, selain menyampaikan duka cita, juga diharapkan dapat memberikan dukungan psikologis bagi mahasiswa dan dosen yang terdampak oleh kejadian ini. Dukungan tersebut dapat berupa konseling dan layanan kesehatan mental lainnya. Hal ini penting untuk mencegah kejadian serupa terjadi di masa mendatang.
Kasus ini juga menjadi refleksi penting bagi kita semua, untuk lebih peduli terhadap sesama dan memperhatikan tanda-tanda yang mungkin mengindikasikan seseorang membutuhkan bantuan. Deteksi dini dan intervensi tepat waktu sangat penting dalam mencegah tindakan bunuh diri.
Video terkait aksi mahasiswa Makassar turun ke jalan yang sempat viral beberapa waktu lalu tidak berhubungan langsung dengan kasus ini, meskipun sama-sama terjadi di Makassar. Kedua peristiwa ini tetap perlu dilihat secara terpisah dan dikaji secara menyeluruh.