Berita  

Serangan AS Hancurkan 3 Reaktor Nuklir Iran: Fordo, Natanz Rusak Parah

Serangan AS Hancurkan 3 Reaktor Nuklir Iran: Fordo, Natanz Rusak Parah
Sumber: Kompas.com

Serangan Amerika Serikat terhadap fasilitas nuklir Iran pada Sabtu, 21 Juni 2025, menandai eskalasi signifikan dalam ketegangan antara kedua negara. Presiden Donald Trump mengklaim serangan tersebut telah melumpuhkan program nuklir Iran. Namun, Iran membantah klaim tersebut, menyebut kerusakan yang ditimbulkan tidak signifikan, serupa dengan serangan Israel sebelumnya pada 13 Juni 2025. Analisis citra satelit dan laporan para ahli memberikan gambaran lebih detail mengenai dampak serangan tersebut.

Laporan dari berbagai sumber menunjukkan penggunaan senjata canggih dan strategi serangan yang kompleks. Operasi ini melibatkan pesawat pengebom B-2, rudal jelajah Tomahawk, dan kemungkinan besar juga penggunaan bom penetrasi bunker GBU-57. Dampak serangan terhadap tiga fasilitas nuklir utama – Fordo, Natanz, dan Isfahan – akan dibahas lebih lanjut di bawah ini.

Serangan di Fordo: Lubang-Lubang Besar di Pertahanan Dalam Tanah

Fasilitas pengayaan nuklir bawah tanah Fordo, yang tersembunyi di dalam gunung, menjadi target utama serangan. Enam pesawat B-2 menjatuhkan total 12 bom GBU-57, masing-masing seberat sekitar 13 ton, yang dirancang untuk menembus target yang sangat dalam.

Citra satelit dari Maxar Technologies menunjukkan enam lubang besar di dua lokasi berbeda di Fordo. Lubang-lubang tersebut berada di sepanjang punggung bukit di atas kompleks bawah tanah. Kepala IAEA, Rafael Grossi, mengkonfirmasi dampak kinetik langsung, namun mengatakan masih terlalu dini untuk menilai kerusakan internal sepenuhnya.

David Albright dari Institut Sains dan Keamanan Internasional (ISIS) meyakini kerusakan signifikan, bahkan “kehancuran total sangat mungkin terjadi” di aula pengayaan dan ruang pendukung bawah tanah. NR Jenzen-Jones dari Armament Research Services (ARES) mencatat bentuk lubang yang tidak beraturan, menunjukkan beberapa bom mungkin menghantam lokasi yang sama. Lapisan abu di lereng gunung juga terlihat jelas.

Meskipun pihak Iran meremehkan dampak serangan, Albright mengingatkan bahwa klaim mereka sebelumnya seringkali bertentangan dengan bukti visual dari citra satelit.

Natanz: Kawah Baru di Pusat Pengayaan Nuklir Terbesar

Natanz, pusat pengayaan nuklir terbesar Iran, telah diserang dua kali dalam waktu singkat; sebelumnya oleh Israel pada 13 Juni dan kemudian oleh AS pada 21 Juni. Serangan AS menggunakan dua bom penghancur bunker yang dijatuhkan oleh pesawat B-2 dan 30 rudal jelajah Tomahawk yang diluncurkan dari kapal selam.

Citra satelit memperlihatkan dua kawah baru di atas kompleks bawah tanah Natanz. Serangan Israel sebelumnya telah merusak infrastruktur listrik, dan dampak gabungan dari kedua serangan terhadap kemampuan pengayaan uranium di aula bawah tanah masih belum dapat dipastikan sepenuhnya.

Isfahan: Kerusakan Luas di Kompleks Penelitian Nuklir

Kompleks penelitian nuklir Isfahan, yang dibuka pada 1984 dengan dukungan China, menjadi target serangan AS yang mengakibatkan kerusakan besar. Analisis citra satelit menunjukkan setidaknya 18 bangunan rusak atau hancur, dengan puing-puing yang menghitamkan area tersebut.

Serangan tersebut juga kemungkinan menyasar kompleks terowongan di dekat Isfahan, tempat cadangan uranium yang telah diperkaya disimpan. Institut Sains dan Keamanan Internasional menyimpulkan fasilitas konversi uranium utama di Isfahan mengalami kerusakan besar. Citra satelit menunjukkan kerusakan parah pada pintu masuk terowongan, beberapa bahkan tampak roboh.

Jenderal Dan Caine dari Pentagon mengkonfirmasi peluncuran lebih dari selusin rudal Tomahawk ke infrastruktur utama Isfahan.

Serangan terhadap fasilitas nuklir Iran menimbulkan kekhawatiran global mengenai potensi eskalasi konflik. Meskipun klaim kerusakan yang beragam dari kedua belah pihak, bukti visual dari citra satelit dan analisis para ahli menunjukkan dampak signifikan terhadap kapabilitas nuklir Iran. Dampak jangka panjang dari serangan ini, termasuk respons Iran dan konsekuensi geopolitiknya, masih perlu diamati dan dikaji lebih lanjut.

Ikuti Kami di Google News

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *