Kejaksaan Agung (Kejagung) tengah mengusut kasus korupsi Program Digitalisasi Pendidikan periode 2019-2022. Dalam perkembangannya, penyidik Kejagung memeriksa mantan CEO PT Gojek Tokopedia Tbk (GOTO), Andre Soelistyo, dan pemegang saham, Melissa Siska Juminto.
Pemeriksaan keduanya dilakukan untuk menggali informasi terkait tugas, fungsi, dan peran mereka dalam kasus tersebut. Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejagung, Harli Siregar, menyatakan hal ini kepada wartawan di Kejagung pada Selasa (15/7).
Penyidik Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus juga berupaya untuk mendalami keterkaitan Andre Soelistyo dan Melissa Siska Juminto dengan mantan Mendikbud, Nadiem Makarim, khususnya dalam proses pengadaan laptop Chromebook.
“Terkait dengan tugas-tugas, fungsi dan peran yang bersangkutan,” ujar Harli Siregar. “Apakah terkait dengan orang-orang yang dipanggil hari ini dan terkait dengan pengadaan chromebook. Ini yang akan terus digali oleh penyidik,” jelasnya menambahkan.
Pemeriksaan tersebut juga berkaitan dengan penggeledahan yang sebelumnya telah dilakukan di kantor GoTo. Pihak Kejagung menilai adanya urgensi dan keterkaitan antara penggeledahan dan pemeriksaan para saksi kunci ini.
“Sebelumnya penyidik sudah melakukan penggeledahan dan penyitaan, tentu penyidik melihat ada urgensi atau keterkaitan yang bersangkutan,” kata Harli. “Maka penyidik memandang perlu untuk melakukan penggalian lebih dalam lagi terkait dengan informasi dan tentu fungsinya kan mengumpulkan bukti-bukti,” imbuhnya.
Selain Andre Soelistyo dan Melissa Siska Juminto, penyidik juga memeriksa Senior Division Manager PT Datascript berinisial FHK. Pemeriksaan terhadap Andre Soelistyo dan Melissa Siska Juminto sendiri dilakukan pada Senin (14/7).
Para Tersangka dalam Kasus Korupsi Digitalisasi Pendidikan
Kejagung telah menetapkan empat tersangka dalam kasus dugaan korupsi pengadaan laptop Chromebook di Kemendikbudristek periode 2019-2022. Mereka adalah:
Kasus ini berpusat pada dugaan penyimpangan dalam pengadaan laptop Chromebook untuk program digitalisasi pendidikan. Besarnya anggaran yang digelontorkan dan potensi kerugian negara menjadi fokus utama penyelidikan.
Tanggapan GoTo
GoTo, melalui Direktur Public Affairs & Communications-nya, Ade Mulya, telah mengeluarkan pernyataan resmi terkait kasus ini. Pernyataan tersebut menekankan komitmen GoTo untuk mendukung penegakan hukum dan bersikap kooperatif dengan pihak berwenang.
“GoTo menghormati proses hukum yang sedang berjalan sebagai bagian dari upaya mendukung penegakan hukum. Kami bersikap kooperatif dan mengikuti arahan dari pihak berwenang,” ujar Ade Mulya.
Pernyataan tersebut menunjukkan sikap resmi perusahaan terkait pemeriksaan para mantan petingginya dan turut memberikan gambaran tentang bagaimana GoTo merespon proses hukum yang sedang berjalan. Kejelasan dan transparansi dari pihak GoTo menjadi hal yang penting dalam kasus ini.
Proses hukum masih terus berjalan dan penyelidikan akan terus dilakukan untuk mengungkap secara menyeluruh jaringan dan aktor yang terlibat dalam dugaan korupsi ini. Informasi lebih lanjut akan terus diungkap oleh pihak berwenang seiring berjalannya proses investigasi.