Kematian Saif al-Din Abdul Karim Musalat, warga negara Amerika berusia 20 tahun, yang dipukuli hingga tewas di Tepi Barat telah memicu reaksi internasional. Insiden ini menimbulkan desakan kuat untuk penyelidikan menyeluruh dan penjatuhan sanksi bagi para pelaku.
Duta Besar AS untuk Israel, Mike Huckabee, secara terbuka meminta Israel untuk melakukan investigasi agresif atas pembunuhan tersebut. Permintaan ini merupakan salah satu tekanan publik yang jarang dilakukan pemerintah Presiden Donald Trump terhadap sekutu dekatnya.
Desakan Penyelidikan dan Sanksi atas Pembunuhan Warga AS di Tepi Barat
Saif al-Din Abdul Karim Musalat, yang lahir dan besar di Florida, berada di Sinjil, Tepi Barat, untuk mengunjungi keluarganya. Ia mengelola sebuah kedai es krim di Tampa sebelum insiden tragis ini terjadi.
Kementerian Kesehatan Palestina menyatakan Musalat meninggal dunia pada Jumat, 11 Juli 2025, setelah dipukuli oleh pemukim Israel. Insiden ini terjadi di tengah meningkatnya gelombang kekerasan ekstremis di wilayah tersebut.
Huckabee, melalui platform X, menyatakan perlunya pertanggungjawaban atas tindakan kriminal dan teroris ini. Ia menekankan usia muda Musalat, yang baru berusia 20 tahun, sebagai simbol betapa tragisnya insiden ini.
Reaksi Pemerintah AS dan Keluarga Korban
Keluarga Musalat menyatakan bahwa Saif tewas saat berusaha melindungi tanah keluarga mereka dari upaya pengambilalihan oleh para pemukim.
Mereka juga menuduh para pemukim menghalangi kedatangan ambulans, yang memperparah kondisi dan mengakibatkan kematian Saif.
Selain Huckabee, Hakeem Jeffries, tokoh senior Partai Demokrat di DPR AS, juga mendesak Israel untuk bertindak dan meminta pemerintah Trump mengambil sikap yang lebih tegas.
Jeffries menyatakan bahwa komitmen pemerintah Trump terhadap perdamaian yang adil dan abadi antara Israel dan Palestina akan diuji oleh respon mereka terhadap kasus ini.
Sikap Pemerintah Trump terhadap Konflik Israel-Palestina
Selama masa jabatannya, Presiden Trump dikenal sebagai pendukung kuat Israel. Pemerintahannya kerap menentang konsensus internasional yang menyatakan permukiman Israel di wilayah pendudukan sebagai ilegal.
Huckabee sendiri merupakan pendukung lama permukiman Yahudi di wilayah Palestina. Ia bahkan menggunakan istilah Alkitab, “Yudea dan Samaria,” untuk merujuk pada Tepi Barat.
Kontras dengan sikap pemerintahan Trump, tekanan publik atas kasus Musalat menunjukkan adanya perbedaan pendapat dalam pendekatan terhadap konflik Israel-Palestina, bahkan di dalam pemerintahan AS sendiri.
Kasus ini menimbulkan pertanyaan mengenai sejauh mana dukungan AS terhadap Israel akan berdampak pada tuntutan keadilan bagi korban warga negara AS.
Kasus pembunuhan Saif al-Din Abdul Karim Musalat telah menimbulkan gelombang reaksi internasional, mengungkapkan kompleksitas hubungan AS-Israel dan tantangan dalam mencari solusi damai untuk konflik Israel-Palestina. Peristiwa ini menyoroti pentingnya akuntabilitas dan penegakan hukum dalam situasi konflik, serta peran penting tekanan publik internasional dalam mendorong keadilan.