Berita  

Serangan Nuklir Iran? Wapres AS: Ini Bukan Perang!

Serangan Nuklir Iran? Wapres AS: Ini Bukan Perang!
Sumber: Kompas.com

Wakil Presiden Amerika Serikat (AS), JD Vance, menegaskan bahwa serangan AS terhadap Iran baru-baru ini hanya menargetkan fasilitas nuklirnya, bukan merupakan deklarasi perang terhadap negara tersebut. Pernyataan ini disampaikan Vance dalam wawancara di acara *Meet the Press with Kristen Welker* di *NBC* pada Minggu (22/6/2025). Ia menekankan bahwa tujuan utama AS adalah menghentikan program nuklir Iran, bukan untuk melakukan perubahan rezim.

Serangan yang diberi nama “Midnight Hammer” ini telah memicu berbagai reaksi internasional, termasuk kritik dari sejumlah anggota parlemen Demokrat AS yang mempertanyakan konstitusionalitas keputusan Presiden Donald Trump untuk melancarkan serangan tersebut. Pemerintah AS sendiri mengklaim bahwa serangan presisi ini berhasil menghancurkan situs nuklir rahasia Fordo dengan enam bom.

Serangan Terhadap Program Nuklir Iran: Penjelasan Wapres AS

JD Vance menjelaskan bahwa AS tidak sedang berperang dengan Iran, melainkan melawan program nuklirnya yang dianggap sebagai ancaman serius. Ia menilai program tersebut telah tertunda untuk waktu yang lama dan masih membutuhkan waktu bertahun-tahun sebelum Iran mampu mengembangkan senjata nuklir. Namun, ia juga menuduh Iran tidak bernegosiasi dengan itikad baik, yang menjadi alasan di balik serangan tersebut.

Program nuklir Iran telah menjadi sumber ketegangan selama bertahun-tahun. Perundingan diplomatik antara AS dan Iran terkait program ini belum membuahkan hasil yang signifikan. Vance menyatakan bahwa AS menginginkan penghentian program nuklir Iran dan kemudian bernegosiasi tentang penyelesaian jangka panjang.

Respon Internasional dan Kritik terhadap Serangan

Serangan AS terhadap Iran telah menimbulkan kekhawatiran internasional. Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, menyatakan keprihatinannya yang mendalam atas pengeboman tersebut. Iran sendiri telah berjanji untuk membela diri.

Di dalam negeri AS, banyak anggota parlemen Demokrat mengecam keputusan Presiden Trump untuk menyerang Iran. Mereka berpendapat bahwa hanya Kongres yang berwenang untuk mendeklarasikan perang terhadap negara lain. Vance membalas kritik tersebut dengan menekankan wewenang presiden dalam mencegah proliferasi senjata pemusnah massal.

Perdebatan Konstitusionalitas Serangan

Perdebatan mengenai konstitusionalitas serangan tersebut berpusat pada pembagian kekuasaan antara eksekutif dan legislatif dalam hal deklarasi perang. Pendukung presiden berpendapat bahwa tindakan pencegahan terhadap ancaman nuklir merupakan kewenangan eksekutif, sedangkan penentangnya menekankan peran Kongres dalam pengambilan keputusan perang. Debat ini diperkirakan akan terus berlanjut.

Masa Depan Negosiasi dan Hubungan AS-Iran

Meskipun serangan telah terjadi, Vance mengatakan bahwa AS telah menerima beberapa pesan tidak langsung dari Teheran sejak serangan tersebut. Namun, detail pesan-pesan tersebut belum diungkapkan secara publik. AS sendiri menyatakan tidak berniat untuk mengerahkan pasukan darat di Iran.

Ketegangan antara AS dan Iran tetap tinggi. Meskipun AS menegaskan tidak menginginkan perubahan rezim di Iran, masa depan negosiasi dan hubungan kedua negara masih belum pasti. Situasi ini membutuhkan pendekatan diplomasi yang cermat dan hati-hati untuk mencegah eskalasi konflik. Iran, yang menyatakan program nuklirnya untuk tujuan damai, tetap menjadi anggota Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir.

Meskipun masih banyak ketidakpastian, pernyataan Wapres Vance memberikan gambaran tentang posisi AS terkait serangan terhadap Iran. Meskipun serangan dilakukan, AS masih menekankan pentingnya penyelesaian diplomatis dan penghentian program nuklir Iran dalam jangka panjang. Namun, peristiwa ini tentu akan memberikan dampak signifikan terhadap dinamika geopolitik regional dan hubungan internasional dalam waktu yang akan datang. Perlu kerjasama internasional untuk memastikan stabilitas dan mencegah terjadinya konflik bersenjata lebih lanjut.

Ikuti Kami di Google News

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *