Apple memperluas fitur kesehatan Apple Watch dengan deteksi sleep apnea. Fitur ini, yang diperkenalkan bersamaan dengan Apple Watch Series 10 pada September 2024, kini telah tersedia di Indonesia. Setelah pembaruan watchOS 11, pengguna Apple Watch Series 9, Series 10, dan Ultra 2 dapat langsung menggunakannya.
Pengguna Apple Watch di Indonesia kini dapat memanfaatkan fitur notifikasi sleep apnea mulai 16 Juli 2025. Fitur ini memberikan notifikasi jika terdeteksi adanya tanda-tanda sleep apnea sedang hingga berat. Harapannya, fitur ini dapat meningkatkan kesadaran akan gangguan tidur yang seringkali tidak terdiagnosis.
Deteksi Sleep Apnea di Apple Watch: Manfaat dan Cara Kerja
Sleep apnea, gangguan kronis yang memengaruhi lebih dari 1 miliar orang di dunia, seringkali tidak terdiagnosis. Sekitar 80 persen penderita sleep apnea tidak menyadari kondisinya.
Fitur deteksi sleep apnea di Apple Watch bertujuan untuk membantu mendiagnosis kondisi ini lebih dini. Dengan notifikasi yang diberikan, pengguna dapat lebih waspada dan mencari bantuan medis jika diperlukan.
Fitur ini sangat bermanfaat karena sleep apnea dapat memicu berbagai masalah kesehatan serius. Gangguan ini ditandai dengan berhentinya pernapasan sementara saat tidur, yang dapat menyebabkan stres fisiologis, meningkatkan risiko hipertensi, diabetes tipe 2, dan penyakit jantung.
Deidre Caldbeck, Senior Director of Product Marketing for Apple Watch and Health, menjelaskan bahwa kebutuhan akan tidur sangat penting bagi kesehatan. Oleh karena itu, Apple mengembangkan fitur ini untuk memberikan notifikasi dini akan adanya indikasi sleep apnea sedang hingga berat.
Teknologi di Balik Deteksi Sleep Apnea
Uniknya, Apple menggunakan sensor akselerometer yang telah ada di Apple Watch untuk mendeteksi sleep apnea. Sensor ini, yang biasanya digunakan untuk mendeteksi gerakan, kini dioptimalkan untuk menghitung respiratory rate dan mendeteksi tahapan tidur.
Apple memaksimalkan penggunaan akselerometer untuk meminimalisir kemungkinan hasil positif palsu. Penggunaan sensor akselerometer juga terbukti efisien dan tidak berpengaruh signifikan terhadap daya tahan baterai perangkat.
Apple telah melakukan studi validasi klinis berskala besar untuk memastikan keakuratan fitur ini. Studi tersebut melibatkan peserta dari berbagai latar belakang dan demografi.
Validasi Klinis dan Akurasi
Studi melibatkan data hingga 30 hari dari Apple Watch setiap peserta. Data ini kemudian dibandingkan dengan hasil tes sleep apnea di rumah selama dua malam.
Hasil dianalisis oleh ahli tidur dan ditinjau oleh dokter spesialis tidur bersertifikat. Apple memastikan bahwa setiap peserta yang menerima notifikasi sleep apnea minimal memiliki sleep apnea ringan.
Kesimpulan dan Langkah ke Depan
Fitur sleep apnea di Apple Watch memanfaatkan teknologi yang sudah ada, dengan memanfaatkan sensor akselerometer untuk mendeteksi pola pernapasan selama tidur. Hal ini membuat fitur ini mudah diakses dan tidak membutuhkan perangkat tambahan.
Meskipun menggunakan teknologi yang relatif sederhana, fitur ini telah melalui proses validasi klinis yang ketat. Ini penting untuk memastikan bahwa hasil yang diberikan akurat dan dapat diandalkan.
Notifikasi yang diberikan oleh Apple Watch bukanlah diagnosis medis. Jika Anda menerima notifikasi, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat. Apple berharap fitur ini dapat membantu mendeteksi sleep apnea lebih awal dan meningkatkan kualitas hidup banyak orang.