Sebuah pesawat Saudi Airlines, penerbangan SVA 5688 rute Jeddah-Muscat-Surabaya, mengalami insiden ancaman bom pada 22 Juni 2025.
Pilot melaporkan dugaan ancaman tersebut pukul 08.55 WIB kepada AirNav Kualanamu. Keputusan diambil untuk melakukan pendaratan darurat di Bandara Internasional Kualanamu, Sumatera Utara.
Pendaratan Darurat dan Respon Cepat Tim Gabungan
Pesawat mendarat dengan selamat pukul 09.27 WIB di taxiway A5, membawa 387 penumpang. Tidak ada korban jiwa dalam insiden ini.
AirNav Indonesia segera berkoordinasi dengan Lanud TNI AU, Tim Jihandak Kodam I/Bukit Barisan, dan Brimob Polda Sumut. Tim gabungan ini langsung menangani situasi darurat.
Proses evakuasi penumpang dilakukan sesuai prosedur keselamatan internasional. Ke-387 penumpang dievakuasi dan menjalani pemeriksaan keamanan di terminal.
Pemeriksaan menyeluruh dilakukan terhadap pesawat, barang bawaan kabin, dan bagasi. Hal ini untuk memastikan tidak ada benda mencurigakan yang tertinggal.
Investigasi dan Konfirmasi Ancaman Bom Palsu
Kementerian Perhubungan RI menyatakan hasil investigasi awal menunjukkan ancaman bom tersebut adalah hoaks. Tidak ditemukan bahan peledak atau indikasi ancaman nyata.
Meskipun demikian, respon cepat dan terkoordinasi dari berbagai lembaga dinilai sangat penting. Insiden ini menjadi simulasi nyata kesiapsiagaan dan profesionalitas berbagai pihak.
Implikasi dan Pelajaran Berharga dari Ancaman Hoaks
Insiden ini kembali menyoroti urgensi sistem tanggap darurat terintegrasi di sektor penerbangan. Waktu respons dan koordinasi antar-lembaga sangat krusial.
Selain itu, insiden ini menimbulkan dampak psikologis bagi penumpang dan awak kabin. Terdapat juga biaya operasional yang signifikan akibat pendaratan darurat dan penundaan jadwal.
Ancaman hoaks seperti ini, di Indonesia, dapat dijerat Pasal 437 UU Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan. Sanksi yang diberikan cukup berat, hingga penjara 8 tahun dan denda besar.
Kejadian ini terjadi di tengah musim haji 2025, meningkatkan kewaspadaan dan kerja sama seluruh pihak terkait. Pentingnya edukasi masyarakat tentang bahaya ancaman palsu juga ditekankan.
Insiden ini membuktikan pentingnya sinergi TNI AU, tim penjinak bom, kepolisian, otoritas bandara, dan maskapai dalam menjaga keselamatan penerbangan. Keselamatan ratusan jiwa bergantung pada respon cepat dan profesionalisme seluruh pihak, bukan hanya teknologi.
Kejadian ini menjadi pengingat pentingnya kesiapsiagaan dan koordinasi yang baik di sektor penerbangan, serta perlunya penegakan hukum yang tegas terhadap penyebaran informasi palsu yang membahayakan.