Berita  

IHSG Ambruk Drastis! Perang Israel-Iran Guncang Pasar Saham Global

IHSG Ambruk Drastis! Perang Israel-Iran Guncang Pasar Saham Global
Sumber: Poskota.com

Ketegangan antara Israel dan Iran meningkat tajam sejak awal Juni 2025. Serangan balasan beruntun telah mengguncang Timur Tengah dan memicu kekhawatiran global akan perang besar.

Konflik ini melibatkan rudal balistik, drone, dan serangan terhadap target strategis di Teheran dan Haifa. Dampaknya meluas hingga ke pasar keuangan dunia.

Sebagai respons, Amerika Serikat menutup Kedutaan Besarnya di Yerusalem pada 18 Juni 2025. Seluruh staf diperintahkan berlindung sampai waktu yang belum ditentukan.

Dampak Langsung ke Indonesia: IHSG Anjlok

Di Indonesia, dampaknya langsung terasa. IHSG anjlok 1,96% (139,14 poin) pada 19 Juni 2025.

Dari total saham yang diperdagangkan, 571 saham terkoreksi, 92 menguat, dan 139 stagnan. Tren penurunan diperkirakan berlanjut.

Liga Maradona dari OCBC Sekuritas memprediksi IHSG akan berada di kisaran 6.880-7.050, dengan kecenderungan melemah.

Daniel Agustinus dari PT Kanaka Hita Solvera menambahkan, IHSG berpotensi melemah hingga 6.850 jika sentimen negatif berlanjut, terutama akibat rebalancing indeks FTSE.

Sektor Komoditas dan Energi: Peluang di Tengah Krisis

Di tengah ketidakpastian, sektor energi dan komoditas justru menguntungkan. Harga minyak mentah dunia melonjak.

Pada 19 Juni 2025 pukul 17:54 WIB, harga WTI naik 1,3% menjadi US$76,11 per barel. Kenaikan ini mencapai sekitar 22,5% dalam sebulan terakhir.

Saham emiten sektor energi seperti MEDC, ELSA, dan ENRG patut dipantau. Sektor logam mulia, khususnya ANTM, juga menarik perhatian.

Analisis JP Morgan: Prospek IHSG dan Strategi Investasi

JP Morgan mengakui tensi geopolitik Israel-Iran menekan IHSG. Lonjakan harga minyak berdampak buruk pada ekonomi Indonesia karena tingginya impor minyak.

Namun, lonjakan harga batubara bisa menguntungkan Indonesia. Penurunan suku bunga juga bisa menyelamatkan pasar modal.

JP Morgan memprediksi satu hingga dua kali pemotongan suku bunga. Hal ini akan mendorong aliran dana ke pasar negara berkembang, termasuk Indonesia.

JP Morgan memproyeksikan IHSG di kisaran 6.500-7.500 dalam 12 bulan ke depan, bergantung pada volatilitas global dan arah suku bunga.

JP Morgan masih menyukai sektor konsumer dan tambang, terutama emas. Sektor konsumer dinilai defensif karena permintaan domestik yang kuat.

Konflik Israel-Iran telah memicu penurunan IHSG, diperparah oleh rebalancing indeks dan tekanan keluar dana asing. Namun, sektor energi, logam, dan konsumer masih memiliki peluang.

Strategi investasi selektif dan berbasis data sangat penting. Memantau harga komoditas global dan kebijakan moneter domestik menjadi kunci untuk bertahan, bahkan meraih keuntungan.

Ikuti Kami di Google News

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *