Ketegangan geopolitik global meningkat, memicu kekhawatiran akan Perang Dunia III. Publik pun mencari tahu negara mana yang aman dari dampak konflik tersebut.
Indonesia, secara mengejutkan, disebut sebagai salah satu negara teraman versi Daily Mail, media Inggris.
Analisis ini mempertimbangkan berbagai faktor, termasuk pendekatan politik, letak geografis, dan ketahanan sumber daya.
Indonesia: Politik Luar Negeri Bebas dan Aktif sebagai Benteng Pertahanan
Sejak merdeka (1945), Indonesia konsisten menjalankan politik luar negeri bebas dan aktif.
Hal ini berarti Indonesia tidak memihak kekuatan tertentu, namun aktif mendorong perdamaian dunia.
Dengan netralitasnya, Indonesia cenderung terhindar dari konflik antar negara besar.
Keanggotaan aktif di ASEAN dan Gerakan Non-Blok semakin memperkuat citra Indonesia sebagai negara damai.
Secara historis, negara-negara netral lebih terhindar dari dampak langsung konflik global.
Keunggulan Geografis dan Ketahanan Sumber Daya Alam
Sebagai negara kepulauan terbesar dunia, Indonesia terletak jauh dari pusat potensi konflik seperti Eropa Timur, Semenanjung Korea, atau Timur Tengah.
Lebih dari 17.000 pulau yang dimiliki Indonesia, banyak yang memiliki ekosistem penopang kehidupan mandiri.
Ini menjadi aset penting jika terjadi krisis global, misalnya terputusnya pasokan global atau embargo ekonomi.
Kekayaan sumber daya alam Indonesia, termasuk tanah subur, air bersih, dan keanekaragaman hayati tinggi, menjadi keunggulan strategis.
Indonesia memiliki potensi untuk menjaga ketahanan pangan dan energi, berbeda dengan negara maju yang sangat bergantung pada impor.
Tambang, hutan tropis, pertanian, dan energi terbarukan menjadi kekuatan Indonesia untuk menghadapi darurat.
Masyarakat Indonesia: Daya Tahan Sosial Budaya yang Tinggi
Selain faktor politik dan alam, masyarakat Indonesia dikenal memiliki daya tahan sosial dan budaya yang kuat.
Keberagaman suku, bahasa, dan agama yang diikat oleh semangat gotong royong, membuat Indonesia lebih adaptif terhadap krisis.
Pengalaman menghadapi bencana alam, konflik sosial, krisis ekonomi 1998, dan pandemi COVID-19 menunjukkan ketangguhan bangsa.
Ketahanan ini menjadi faktor kunci dalam menghadapi potensi disrupsi global akibat konflik.
Daily Mail juga menyebut Antartika dan Fiji sebagai wilayah aman dalam skenario Perang Dunia III.
Antartika, tanpa penduduk tetap dan diatur Perjanjian Antarktika yang melarang aktivitas militer, dinilai aman.
Fiji, negara kepulauan di Pasifik Selatan, aman karena letaknya yang jauh dari pusat konflik global.
Kesimpulannya, Indonesia memiliki berbagai faktor yang membuatnya dinilai relatif aman dari dampak Perang Dunia III. Kombinasi politik luar negeri yang netral, letak geografis yang strategis, ketahanan sumber daya alam yang memadai, serta kekuatan sosial budaya masyarakat Indonesia menjadi kunci ketahanan negara.
