Berita  

Serangan AS ke Iran: Kemarahan Negara Arab Memuncak

Serangan AS ke Iran: Kemarahan Negara Arab Memuncak
Sumber: Kompas.com

Serangan udara Amerika Serikat (AS) terhadap fasilitas nuklir Iran pada Minggu dini hari, 22 Juni 2025, menuai kecaman keras dari sejumlah negara Arab. Tindakan militer tersebut dikhawatirkan akan semakin memperburuk ketegangan di Timur Tengah dan mengancam stabilitas kawasan.

Arab Saudi, yang baru saja memperbaiki hubungan dengan Iran melalui mediasi China pada tahun 2023, menyatakan “kekhawatiran besar” atas serangan tersebut. Negara-negara Teluk lainnya juga turut mengecam dan menyerukan agar jalur diplomasi segera dibuka kembali.

Kecaman Keras dari Negara-negara Arab

Riyadh menilai serangan militer AS hanya akan meningkatkan eskalasi konflik. Kekhawatiran serupa diutarakan Qatar, yang menjadi tuan rumah pangkalan militer AS terbesar di kawasan tersebut.

Negara-negara kaya minyak di Teluk khawatir akan dampak negatif terhadap keamanan dan perekonomian mereka jika konflik semakin meluas. Hal ini sebagaimana dilaporkan oleh agensi berita AFP.

Oman, dikenal sebagai penengah dalam berbagai perundingan nuklir antara AS dan Iran, mengutuk keras serangan tersebut. Muscat menyebut aksi militer AS ilegal dan mendesak semua pihak untuk menahan diri.

Uni Emirat Arab (UEA) menyerukan penghentian segera eskalasi konflik. Bahrain, yang menjadi markas Armada Kelima Angkatan Laut AS, meminta pegawai negeri sipilnya bekerja dari rumah dan mendorong kembali dialog damai.

Kuwait juga mengambil langkah antisipasi dengan mengaktifkan rencana darurat, termasuk persiapan tempat perlindungan bagi warganya.

Reaksi Pihak yang Mendukung Iran

Kelompok Houthi Yaman, yang didukung Iran, menyebut serangan AS sebagai “deklarasi perang” terhadap rakyat Iran. Mereka kembali mengancam akan menargetkan kapal-kapal komersil dan kapal perang AS di Laut Merah.

Ancaman serupa telah dilontarkan Houthi sebelumnya, bahkan di tengah upaya gencatan senjata. Kelompok ini memperingatkan akan melanjutkan serangan jika AS tetap melancarkan serangan ke Iran.

Hamas, kelompok bersenjata Palestina yang juga didukung Iran, turut mengecam serangan AS sebagai agresi terang-terangan terhadap Iran.

Di Irak, pemerintah mengecam keras serangan tersebut karena dinilai mengancam perdamaian dan keamanan kawasan. Kekhawatiran juga meningkat atas potensi serangan balasan dari kelompok-kelompok bersenjata pro-Iran di Irak.

Upaya Diplomasi dan Respon Internasional

Presiden AS Donald Trump menyatakan serangan tersebut berhasil menghancurkan situs nuklir utama Iran dan menyebutnya sebagai “keberhasilan militer yang spektakuler”.

Namun, sejumlah sekutu AS di Teluk justru menyerukan penyelesaian konflik melalui perundingan. Mesir mengingatkan bahwa peningkatan ketegangan dapat berdampak berbahaya bagi kawasan.

Yordania juga menyuarakan keprihatinan mendalam atas serangan AS. Lebanon, yang masih belum sepenuhnya pulih dari konflik sebelumnya, mendorong kedua belah pihak untuk kembali ke meja perundingan.

Serangan AS terhadap Iran telah memicu reaksi berantai yang kompleks di Timur Tengah. Kecaman dari berbagai negara Arab, ancaman dari kelompok-kelompok pro-Iran, dan seruan untuk kembali ke jalur diplomasi menunjukkan betapa rawannya situasi keamanan di kawasan tersebut.

Ketegangan yang terus meningkat ini menimbulkan kekhawatiran akan potensi eskalasi konflik yang lebih besar dan dampaknya terhadap stabilitas regional dan internasional. Peran diplomasi dan upaya pengendalian diri dari semua pihak menjadi sangat krusial untuk mencegah situasi yang lebih buruk.

Ikuti Kami di Google News

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *