Berita  

Serangan AS ke Iran & Krisis Politik Thailand: Update Mingguan

Serangan AS ke Iran & Krisis Politik Thailand: Update Mingguan
Sumber: Kompas.com

Serangan mendadak Amerika Serikat (AS) terhadap fasilitas nuklir Iran telah mengguncang dunia. Ketegangan di Timur Tengah meningkat drastis, memicu kekhawatiran akan meluasnya konflik Iran-Israel. Situasi ini diperparah oleh krisis politik di Thailand menyusul kebocoran percakapan telepon Perdana Menteri Paetongtarn Shinawatra. Berikut rangkuman berita internasional penting pekan ini, dari 16 hingga 22 Juni 2025.

Pekan ini ditandai oleh peristiwa-peristiwa penting di kancah internasional yang berdampak besar pada stabilitas global. Ketegangan geopolitik meningkat tajam di Timur Tengah, sementara krisis politik domestik mengguncang Thailand.

Serangan Balasan Iran dan Eskalasi Konflik Iran-Israel

Iran membalas serangan udara AS terhadap fasilitas nuklirnya dengan melancarkan serangan terhadap Bandara Internasional Ben Gurion di Israel. Serangan dilakukan dalam dua gelombang, melibatkan 30 rudal.

Angkatan bersenjata Iran menyatakan serangan tersebut sebagai bagian dari “Gelombang ke-20 Operasi True Promise 3”. Serangan ini menandai eskalasi signifikan dalam konflik Iran-Israel.

Konsekuensi dari serangan balasan Iran terhadap Israel menimbulkan kekhawatiran akan dampak lebih luas di kawasan Timur Tengah. Potensi perang total menjadi ancaman nyata.

Skenario Perang Setelah Keterlibatan AS

Keterlibatan AS dalam konflik secara langsung meningkatkan risiko terjadinya perang total di Timur Tengah. Berhari-hari ketidakpastian berubah menjadi aksi militer langsung.

Empat skenario perang Iran-Israel dipertimbangkan, mencakup berbagai kemungkinan dampak dan eskalasi konflik. Setiap skenario menunjukkan konsekuensi yang serius dan tidak terduga.

Ancaman perang total menuntut analisa mendalam berbagai skenario potensial dan dampaknya pada keamanan regional dan global.

Ambisi Israel dan Masa Depan Rezim Iran

Serangan Israel terhadap Iran bukan hanya berfokus pada pencegahan proliferasi nuklir, namun juga perubahan rezim. Serangan tersebut bahkan menyasar kantor penyiar nasional Iran (IRIB).

Nicole Grajewski dari Carnegie Endowment berpendapat bahwa serangan Israel lebih ditujukan untuk perubahan rezim. Jatuhnya Ayatollah Ali Khamenei berpotensi menimbulkan ketidakpastian dan kekacauan di Timur Tengah.

Tiga skenario dibahas terkait kemungkinan jatuhnya rezim Iran, termasuk potensi naik takhtanya Reza Pahlavi. Setiap skenario menyimpan tantangan dan ketidakpastian tersendiri.

Pernyataan Perang Iran dan Peran China

Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) secara resmi menyatakan perang setelah serangan udara AS. Pernyataan ini menandai eskalasi besar menuju perang besar-besaran di Timur Tengah.

Seorang analis Timur Tengah menggambarkan situasi tersebut sebagai “perang terbuka”, bukan sekadar saling serang. Situasi ini semakin memperparah ketegangan yang sudah tinggi di wilayah tersebut.

Di tengah konflik ini, Baoxia Liu, warga negara China, diburu FBI karena diduga menyelundupkan teknologi militer AS ke Iran untuk kepentingan konflik Iran-Israel. Ia dituduh memasok komponen elektronik untuk produksi drone, rudal balistik, dan senjata lainnya.

Krisis Politik Thailand Akibat Kebocoran Percakapan

Perdana Menteri Thailand, Paetongtarn Shinawatra, menghadapi tekanan besar untuk mundur setelah percakapan pribadinya dengan Hun Sen bocor ke publik. Percakapan tersebut membahas ketegangan perbatasan Thailand-Kamboja.

Percakapan berdurasi 17 menit yang diunggah Hun Sen ke Facebook memicu krisis baru di tengah ketidakstabilan politik Thailand. Reaksi publik dan dampak politiknya masih terus berkembang.

Kebocoran ini menimbulkan pertanyaan mengenai transparansi pemerintahan dan penanganan konflik diplomatik di Thailand. Krisis ini menambah kompleksitas situasi politik yang sudah rawan di negara tersebut.

Kemampuan Militer Iran Mengejutkan Israel

Serangan balasan Iran yang bertubi-tubi mengejutkan Israel, karena menunjukkan kemampuan Teheran untuk regrouping meskipun komandan militernya tewas.

Trita Parsi dari Quincy Institute for Responsible Statecraft menuturkan bahwa Israel meremehkan kemampuan Iran untuk pulih dan melancarkan serangan balik.

Kemampuan Iran untuk tetap efektif dalam melancarkan serangan balik menunjukkan kapasitas militernya yang lebih besar dari perkiraan sebelumnya. Ini menjadi faktor penting dalam menilai dinamika konflik di Timur Tengah.

Situasi di Timur Tengah dan Thailand menunjukkan betapa rapuhnya perdamaian dan stabilitas global. Perkembangan terkini memerlukan pemantauan dan analisis berkelanjutan untuk memahami implikasi jangka panjangnya.

Ikuti Kami di Google News

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *